Rabu, 27 Agustus 2014

Sukseskan Kurikulum 2013

Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatakan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui penerapan kurikulum 2013. Kurikulum ini mengedepankan aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Inilah yang diklaim sebagai pembeda dari kurikulum 2013 ini dengan kurikulum terdahulu yang katanya terlalu mengutamakan aspek kognitif (pengetahuan). Benarkah itu? Tentu saja benar. Karena Pemerintah (melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) dalam memutuskan untuk menerapkan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah ini pastinya dengan berbagai pertimbangan dan serangkaian kajian ilmiah. Salah satunya berangkat dari Refleksi Hasil TIMSS 2007 bahwa hanya 5% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance [memerlukan reasoning], sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Dalam perspektif lain, 78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah [hanya memerlukan knowing, atau hafalan], Perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut penguatan reasoning. Kurikulum 2013 ini diharapkaan dapat membangun manusia Indonesia yang lebih berkarakter. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan peradaban dunia Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di negeri ini, perkembangan kurikulum disesuaikan dengan tuntutan kemajuan zaman. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 secara serentak diberlakukan mulai tahun pelajaran 2014/2015 ini. Pelatihan-pelatihan dengan sasaran para guru di seluruh Indonesia secara besar-besaran dilaksanakan ibarat sinetron striping “kejar tayang”. Kurikulum yang mulai berjalan pertengahan bulan Juli 2014 ini merupakan jawaban dari Mendikbud Mohammad Nuh bahwa kurikulum 2013 ini memang telah matang disiapkan Kemdikbud. Beberapa guru yang mewakili daerahnya masing-masing mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 di tingkat provinsi, maka menjadi petugas berikutnya yang menularkan ilmu yang baru didapatnya itu untuk disampaikan kepada guru-guru lain di daerahnya. Hasil penyelenggaraan di tingkat kabupaten kemudian dilaporkan kepada LPMP sebagai penjamin mutu pendidikan. Para guru pun antusias mengikuti, pelatihan itu. Para guru yang selalu peka terhadap perkembangan zaman menyambut baik dengan kurikulum ini. diharapkan dengan pembenahan kurikulum ini, guru sebagai baris terdepan dalam dunia pendidikan semakin bersemangat dan memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran, mengingat buku-buku untuk kurikulum 2013 ini sama untuk semua sekolah di Indonesia. Dengan adanya buku siswa dan buku guru, diharap guru paham betul tentang kegiatan pembelajatan yang menuntut keaktifan siswa dalam belajar. Dengan pendekatan tematik diharap siswa mampu menguasai ilmu secara utuh. Mari, kita sukseskan kurikulum 2013. Dede Awan Aprianto