Senin, 16 Juni 2008

Permainan Lomba Cerdas Cermat, Pembelajaran Menyenangkan

Oleh Dede Awan Aprianto, A.Ma. Guru SDN Rowopanjang, Bruno, Purworejo.

Dulu di TVRI pernah ditayangkan Lomba Cerdas Cermat baik itu untuk tingkat SD ataupun SMP. Saya pun membayangkan seandainya saya mengikuti lomba tersebut dan memenangkannya, alangkah bahagianya. Saying, harapan itu tidak pernah kesampain meskipun pernah diberi kesempatan, namun gagal di babak seleksi.
Sekarang ini sudah jarang dijumpai acara televise yang bertemakan pendidikan seperti Lomba Cerdas Cermat karena acara televise saat ini lebih bersifat komersil dan bersifat hiburan semata serta mengenyampingkan acara yang bernilai.
Sebagai serang guru, kita pernah mendapaykan materi pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) atau saya lebih senang menyebutnya PAIKEM Gembrot (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Genbira dan Berbobot). Saya kira semua guru sudah paham apa itu pembelajaran PAKEM. Tapi yang tinbul dalam benak saya adalah sudahkah kita sebagai guru melaksanakan PAKEM tersebut?.
Saya mempunyai sedikit pengalaman sederhana tentang bagaimana pembelajaran yang efektif, karena menurut M.Sobri Sutikno (2007), pembelajaran efektif bukan membuat anda pusing, tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan.
Pada minggu-minggu terakhir dalam satu semester atau sebelum UAS dilaksanakan, biasanya materi pelajaran yang harus diajarkan untuk satu semester, sudah selesai. Untuk mengingatkan kembali siswa dengan pelajaran yang telah didapatnya, saya mengajak kepada bapak dan ibu guru untuk melakukan permainan Lomba Cerdas Cermat. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:
Ajaklah siswa untuk bermain. Saya lebih senang menggunakan kata bermain, tatapi intinya adalah bermain sambil belajar.
Bentuklah siswa menjadi dua sampai lima regu, dan setiap regu terdiri darai tiga anak.
Kondisikan siswa untuk larut dalam sebuah Lomba, dimana ada peserta, penonton, pembawa acara, pencatat skor/ nilai, dan bila memungkinkan adanya hadiah untuk pemenang lomba.
Guru menjadi pembawa acara, pembaca soal pertanyaan, dan berperan penuh terhadap jalannya permainan, termasuk memberi semangat kepada peserta, dan mengajak penonton memberikqan tepuk tamngan dan dukungan kepada peserta.
Guru telah menyiapkan soal pertanyaan yang dilombakan. Soal diambil dari materi satu pelajaran atau beberapa pelajaran.
Lomba terdiri dari 2 babak
Babak I, regu A mengambil soal pilihan untuk dipilih. Soal pilihan sebanyak regu yang bermain saat itu. Soal pilihan bias terdiri dari 5-10 soal. Bila regu A tidak bias menjawab atau menjawab salah, soal bias dilempar untuk dijawab regu berikutnya, begitupun seterusnya.
Babak II adalah menjawab soal rebutan yang dibacakan dengan aturan menjawab terlebih dahulu tunjuk jari bagi peserta.
Babak I untuk soal yang dijawab betul skor 100, dan jika salah tidak ada pengurangan.
Babak II untuk soal yang dijawab betul skor 100, dan jika salah dikurangi 50 (-50)
Tata cara permainan ini bias disesuaikan dengan kondisi yang ada, ataupun dengan kreatifitas yang lebih efektif dan menyenangkan.
Dari kegiatan Permainan Lomba Cerdas Cermat ini, dapat saya tarik kesimpulan sebagai berikut:
Mengingatkan kembali siswa dengan pelajaran yang pernah disampaikan, karena soal pertanyaan terdiri dari rangkuman pokok pelajaran.
Meningkatkan motivasi siswa, karena meningkatkan motivasi adalah dengan memberikan tujuan (memenangkan lomba), memberikan pujian, memberikan penghargaan (hadiah), memberikan hukuman (pengurangan skor), dan memberikan persaingan (kompetisi).
Mempraktekan cara berpikir cepat dan tepat.
Siswa belajar bekerjasama dengan teman satu regu.
Pembentukan karakter siswa untuk berani, menghilangkan rasa tidak percaya diri, dan tegas dalam mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya.
Memberikan pengalaman baru bagi siswa.
Memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur.
Kiranya, pengalaman sederhana ini bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada guru untuk mempraktekan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Karena, mengutip perkataan Mantan Mendikbud Fuad Hassan “Jangan terlalu rebut dengan kurikulum dan sistemnya, itu semua bukan apa-apa. Justru pelaku-pelakunya itulah yang lebih penting diperhatikan”.
PENULIS:
Dede Awan Aprianto, A.Ma. Guru SDN Rowopanjang, Bruno, Purworejo.
Alamat rumah: Dadirejo 01/04, Bagelen, Purworejo 54174 (Hp.081328835359)Email:dedeawanap@yahoo.co.id